Home » JOGJA ECO STYLE 2025: Membedah Masa Depan Fesyen dan Kriya Berkelanjutan di Jantung Budaya

JOGJA ECO STYLE 2025: Membedah Masa Depan Fesyen dan Kriya Berkelanjutan di Jantung Budaya

Sebuah tonggak sejarah baru akan dicetak di kancah industri kreatif Indonesia. Asosiasi Eco-Printer Indonesia (AEPI) dan Loman Park Hotel, bekerjasama dengan UNESCO, dengan bangga mempersembahkan Jogja Eco Style (JES) 2025, sebuah acara perdana yang menjadi puncak perayaan inovasi, seni, dan keberlanjutan.

Digelar di kota budaya Yogyakarta, JES 2025 hadir sebagai platform holistik untuk memamerkan potensi fesyen dan kriya Indonesia yang ramah lingkungan dan beretika.

Latar Belakang Global: Industri Fesyen dan Tantangan Lingkungan

Advertisements

Industri fesyen global saat ini menghadapi tekanan besar akibat dampak lingkungannya yang masif. Sektor ini menyumbang sekitar 10 persen dari total emisi karbon dunia, lebih tinggi dari gabungan emisi penerbangan dan pelayaran internasional. Produksi tekstil menghasilkan limbah air beracun, eksploitasi sumber daya alam, dan jutaan ton limbah pakaian setiap tahun yang berakhir di tempat pembuangan akhir.

Di Indonesia, tren fast fashion semakin mendominasi, mendorong konsumsi berlebihan dan memperparah masalah limbah tekstil. Banyak pakaian bekas impor yang tidak layak pakai berakhir dibakar atau dibuang, mencemari lingkungan dan memperburuk krisis iklim.

JES 2025: Merajut Harapan Lewat Fesyen Hijau

JES 2025 merupakan wujud nyata komitmen para pihak dalam mendorong praktik berkelanjutan. Keterlibatan UNESCO sebagai co-organizer menegaskan pentingnya acara ini dalam konteks pelestarian warisan budaya dan promosi ekonomi kreatif yang sejalan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs).

“AFF 2025 adalah ruang kolaborasi lintas disiplin yang menyatukan desainer, artisan, budayawan, dan komunitas kreatif dalam semangat keberlanjutan. Tema ‘Threads of Earth’ kami pilih untuk menegaskan bahwa busana bisa menjadi medium refleksi ekologis dan ekspresi budaya,” kata Puthut Ardianto, Ketua Pelaksana JES 2025.

Fitriani Kuroda, Pembina Asosiasi Eco-Printer Indonesia, melihat Jogja Eco Style 2025 bukan hanya sekadar acara, tetapi gerakan nyata untuk mengintegrasikan kearifan lokal dalam praktik bisnis global yang bertanggung jawab. “Kolaborasi dengan UNESCO memberikan dimensi yang sangat kuat pada misi pelestarian dan keberlanjutan,” ujarnya.

Ia juga menegaskan bahwa JES akan dijadikan sebagai event tahunan di Yogyakarta, guna memperkuat posisi kota ini sebagai pusat fesyen berkelanjutan di Asia Tenggara.

Slow Fashion dan Ecoprint: Solusi Berbasis Kearifan Lokal

Sebagai bagian dari gerakan slow fashion, JES 2025 menyoroti pentingnya produksi yang lebih etis dan ramah lingkungan. Salah satu bentuknya adalah teknik ecoprint, yang menggunakan daun, bunga, akar, batang, dan bagian pohon lainnya, serta pewarna alami untuk menciptakan motif unik tanpa bahan kimia berbahaya. Proses ini tidak hanya mengurangi jejak karbon, tetapi juga memperpanjang siklus hidup pakaian dan mengangkat nilai budaya lokal.

Dengan mengusung prinsip zero waste, penggunaan bahan alami, dan proses produksi yang bertanggung jawab, JES 2025 menjadi panggung bagi transformasi industri fesyen menuju masa depan yang lebih hijau.

Founder dan Sponsor

Jogja Eco Style 2025 digagas oleh tiga tokoh utama: Handono S. Putro, Puthut Ardianto, dan Fitriani Kuroda, yang memiliki visi bersama untuk menjadikan fesyen sebagai kekuatan perubahan sosial dan ekologis.

Acara ini juga didukung oleh sponsor utama Rumah Celup Indonesia dan Bemberg™, yang berperan aktif dalam mendukung para desainer dan fashion creators, yang tampil di AEPI Fashion Festival (AFF). Dukungan ini mencakup penyediaan bahan ramah lingkungan dan fasilitas produksi yang berkelanjutan.

Rangkaian Acara Penuh Inspirasi

JES 2025 akan berlangsung selama dua hari dengan serangkaian kegiatan yang menarik dan edukatif:

  1. Pameran Eco Style (Fashion & Craft): Menampilkan karya-karya terbaik dari para desainer dan artisan AEPI yang fokus pada bahan alami, proses produksi etis, dan konsep zero waste.
  2. Workshops: Ecoprint Basic, Nui Shibori/Itajime, Eksplorasi Pewarna Alami di Batik Cap, dan Sashiko.
  3. Talkshow: Sesi interaktif bersama pakar fesyen, eco style enthusiasts, akademisi, dan perwakilan UNESCO untuk membahas tren, tantangan, dan solusi di bidang sustainable fashion dan kriya. Salah satu icon speaker sesi talkshow adalah desainer ternama Poppy Dharsono yang akan tampil membawakan Eco-Conscious Fashion pada Sabtu, 25 Oktober 2025, pukul 13.30 WIB.
  4. AEPI Fashion Festival (AFF) ke-4: “Threads of Earth”: Puncak rangkaian JES 2025 yang menghadirkan koleksi-koleksi terinspirasi dari kekayaan alam dan budaya Indonesia. Desainer tamu Larissa Gustova dari London akan turut meramaikan panggung festival.

Jogja Eco Style 2025 terbuka untuk umum, mulai dari penggiat mode, pecinta kriya, mahasiswa, hingga masyarakat yang peduli terhadap lingkungan dan fesyen.

“Kami mengundang seluruh masyarakat, media, dan stakeholders untuk datang dan menjadi bagian dari perhelatan akbar ini. Saksikan bagaimana fesyen dan kriya Indonesia bisa menjadi pelopor perubahan menuju masa depan yang lebih hijau, hanya di Jogja Eco Style 2025,” tutur Handono S. Putro, co-founder JES yang juga Managing Director Loman Park Hotel.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *