Radio tetap memegang peran penting sebagai media yang dekat, personal, dan dipercaya oleh masyarakat Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Hasil riset terbaru menyebutkan bahwa terdapat lebih dari 1,4 juta pendengar aktif radio usia 15 tahun ke atas di DIY setiap harinya. Riset ini diadakan oleh Persatuan Radio Siaran Swasta Nasional Indonesia (PRSSNI) Daerah Istimewa Yogyakarta bekerja sama dengan PT Bahana Indah Gemilang (BiG).
Riset yang dilaksanakan pada 1-30 September 2025 ini melibatkan 600 responden dari seluruh kabupaten/kota di DIY. Hasilnya menunjukkan bahwa radio masih menjadi teman utama masyarakat saat beraktivitas, terutama pada waktu pagi hari pukul 06.00–09.00 WIB, yang menjadi jam puncak pendengaran, disusul pukul 09.00–12.00 WIB, serta sore hingga malam pukul 15.00–21.00 WIB.
Ketua PRSSNI DIY, Dr. (Cand) Umie Mu’af Winingsih, S.Sos., M.Sc., menegaskan bahwa temuan ini meneguhkan posisi radio sebagai media yang bertransformasi dan tak tergantikan.
“Radio kini tidak hanya bersiaran lewat frekuensi konvensional, tetapi juga hadir di berbagai platform digital seperti streaming, media sosial, dan podcast. Artinya, audiens dapat tetap terhubung dengan radio melalui berbagai kanal. Ini menunjukkan bagaimana radio tetap adaptif dan relevan di tengah perubahan zaman,” ujarnya.
Dari sisi pemasaran dan komunikasi publik, riset ini memberikan gambaran nyata tentang efektivitas radio sebagai media yang menjangkau luas namun tetap efisien. Setiap investasi promosi di radio memiliki biaya per pendengar (cost per listener) yang rendah, menjadikan radio sebagai kanal komunikasi dengan rasio jangkauan dan biaya paling optimal di wilayah DIY.
Direktur PT Bahana Indah Gemilang (BiG), Muhammad Faizal, menyebutkan bahwa hasil survei ini akan menjadi fondasi integrasi data radio dari DIY, Jawa Barat, Jawa Tengah, hingga Banten. Langkah ini diambil untuk mendukung agensi, brand, dan lembaga pemerintah memahami karakteristik pendengar lokal secara lebih dalam.
“Kami melihat data ini bukan sekadar angka, tetapi sebagai peta potensi. Radio punya kekuatan membangun kedekatan emosional dengan publik, sesuatu yang sulit dicapai media lain,” jelasnya.
Salah satu temuan penting adalah sifat multiplatform pendengar radio di DIY. Sebanyak 66,67% responden mengikuti media sosial radio, dan lebih dari 70% pernah menghadiri acara off-air. Ini menegaskan bahwa radio mampu membangun engagement lintas kanal, memperluas jangkauan sekaligus memperkuat pesan komunikasi publik.
Adapun rangkuman hasil risetnya, yaitu di mulai dari: Tingkat Konsumsi dan Persebaran 88,5% responden masih mendengarkan radio, hanya 11,5% yang tidak.
Sedangkan konsentrasi pendengar tertinggi: Sleman (33,67%), Kota Yogyakarta (23,67%), dan Bantul (20%) dan Demografi Pendengar meliputi Jenis kelamin: Seimbang (Pria 49,67% – Wanita 50,33%) serta Usia dominan: 21–25 tahun (18,20%), 26–30 tahun (14,86%), 41–45 tahun (12,02%).
Selanjutnya Pendidikan Diploma/Sarjana (49,5%), SMA (37,17%), dan Pekerjaan: Karyawan Swasta (38,17%), Wirausaha (19,5%), Pelajar/Mahasiswa (19,33%) serta Pendapatan: Mayoritas Rp 2,5 – 8 juta (33,33%)
Kemudian Perilaku Mendengarkan Durasi: 71,37% mendengarkan lebih dari 1 jam per sesi dimana Waktu favorit: 06.00–09.00 (20,39%), 09.00–12.00 (19,71%), 15.00–18.00 (17,53%)
Adapun Tempat mendengarkan: Rumah (45,58%), Mobil (28,75%), Kantor (15,6%), sedangkan Interaksi & Keterlibatan dalam Mengikuti media sosial radio: 66,67%, untuk Partisipasi dalam kuis/interaktif: 47,46%.
Untuk Menghadiri acara off-air: 70,62%, Preferensi Konten
Program favorit: Musik (32,68%), Berita (17,11%), Talkshow (10,54%), Kesehatan (9,26%)
Lalu Jenis musik: Pop (25,82%), Pop Jawa (9,89%), Dangdut/Koplo (9,72%), Campursari (8,14%), Religi (8,02%). Untuk Radio dengan Penetrasi Tertinggi adalahVOKS Jogja (12,21%), KR Radio (8,09%), Geronimo (7,59%), Retjo Buntung (7,01%), Swaragama (6,94%), Prambors (6,79%)
Sedang Ekosistem Media dan Teknologi, Media lain yang dikonsumsi: Media sosial (40,11%), Internet (36,49%), TV (17,10%), Surat kabar (6,30%) dan Perangkat mendengar: Smartphone (65,65%), Laptop/PC (25,31%), Smart TV (9,04%) serta Platform radio: Konvensional (45,62%), Streaming (30,41%), Media sosial (14,17%), Website (9,79%) dan yang terakhir Media digital favorit: Instagram (27%), YouTube (25,54%), TikTok (20,66%), Facebook (14,89%), Spotify (11,91%).
Dengan hasil riset ini, PRSSNI DIY siap menjadi mitra strategis bagi para pemangku kepentingan, mulai dari radio anggota, agensi periklanan, brand, hingga pemerintah daerah, dalam mengoptimalkan kekuatan radio sebagai media komunikasi yang efektif, akrab, dan terpercaya.

