Perayaan 11 tahun perjalanan THE 101 Yogyakarta Tugu di dunia pariwisata bertajuk SEEwelas (Stay Eat Experience with Empath, Love, and Sustainability) menghadirkan berbagai rangkaian acara, antara lain berkolaborasi dengan kolektif seni lokal Yogyakarta – Tac Tic Plastic menghadirkan sebuah pengalaman pameran kreatif bertajuk “Kelana Kebun Warna”. Dalam karya-karyanya, Tac Tic Plastic mengolah limbah plastik sekali pakai menjadi instalasi dan komposisi visual yang menyentuh berbagai lapisan-warna, memori, dan kesadaran ekologis. Mengisi ruang-ruang di THE 101 Yogyakarta Tugu, mulai dari lobby hingga area pool side, instalasi seperti Plasticdama, What Do You Feel Today, Kayun Kalamangsa, hingga Land of Nowhere menghadirkan pengalaman multisensori. Pengunjung diajak tidak hanya melihat, tetapi turut meraba, melangkah, dan meresapi pesan ekologis yang dibungkus dalam lapisan warna dan tekstur plastik. Melalui pendekatan artistik berbasis daur ulang. pameran ini menjadi wujud komitmen terhadap praktik berkelanjutan. la menantang persepsi tentang ‘sampah dan membuka ruang baru bagi seni yang peduli, reflektif, dan hidup bersama lingkungan. Di tengah ruang urban yang serba cepat, Kelana Kebun Warna hadir sebagai jeda, ruang untuk kembali merasakan, dan mungkin, memulai kembali. Pameran ini akan berlangsung mulai 3 Joli hingga 20 Agustus 2025 dan terbuka untuk umum.
“Kami sangat bangga dapat menghadirkan pameran Kelana Kebun Warna di THE 101 Yogyakarta Tugu. Pameran ini bukan hanya menampilkan karya seni yang menarik secara visual, tetapi juga membawa pesan penting tentang keberlanjutan dan kepedulian terhadap lingkungan. Melalui kolaborasi ini, kami berharap dapat memberikan pengalaman yang bermakna bagi para tamu, sekaligus mendukung ekosistem seni lokal yang terus tumbuh di Yogyakarta,” ujar Ibu Wikan Trispratiwi, General Manager THE 101 Yogyakarta Tugu.
Rangkaian acara selanjutnya herkutisep Artist Talk bertajuk “SEE & Sea, yang merupakan dialog diskusi seni dan lingkungan, menghadirkan pembicara Marcia Tirtawisata VP Brand & Development PHM Hotels Teguh Ostenrik Seniman & Founder Yayasan Terumbu Rupa, dan Mutia Bunga Tac Tic Plastic. Dalam kesempatan ini PHM Hotels menggandeng Yayasan Terumbu Rupa sebagai bentuk dari dukungan nyata untuk Sustainable Tourism. Teguh Ostenrik seorang seniman yang telah menciptakan karya luar biasa bertajuk alam bahari bernamakan Kurma Amerta. Kurma Amerta adalah instalasi bawah air yang terdiri dari 399 patung penyu yang terbuat dari Simbah logan. Dengan dimensi 200 x 250 x 30 cm, karya seni ini bertujuan untuk menciptakan terumbu buatan sebagai rumah baru bagi kehidupan dalam laut. Patung-parung penyu ini didesain dengan menggunakan bahan-bahan non-toksik seperti haja atau beton, sehingga tidak membahayakan ikan bakan di sekitarnya. Melalui Kurma Amerta, Teguh Ostenrik dan Yayasan Terumiu Rupa berupaya untuk menjaga keanekaragaman hayati laut dan memulihkan area-area lautan yang telah rusak Keberadaan terumbu buatan ini memberikan substrat (spesies kimia organik) hagi karang dan organisme laut lainnya untuk tumbuh, serta menjadi tempat berlindung bagi ikan dan hewan laut lainnya Selain itu, Kurma Amerta juga menciptakan peluang rekreasi baru bagi para penyelam dan penggemar alam hawah laut. Pemasangan terumbu buatan dilakukan dengan hati-hati oleh para ahli dan relawan yang bekerja sama dengan Yayasan Terumbu Rupa. Proses ini melibatkan penempatan dan penancapan patung patung penyu dengan apik di dasar laut. Lokasi pemasangan terambu buatan ini berada di laut Bali, di lepas pantai Desa Bondalem, Bali Utara.
Tac Tic Plastic, kolektif yang digagas oleh seniman Mutia Bunga dan Ayu Arista Murti yang lahir sejak tahun 2016, menghadirkan karya yang tak hanya nikmat untuk dipandang namun juga membawa pesan ekologis dan sosial. Melalui pendekatan artistik berbasis daur ulang, pameran ini menjadi wujud komitmen terhadap praktik berkelanjutan. la menantang persepsi tentang ‘sampah dan membuka ruang baru bagi seni yang peduli, reflektif.