Suasana riuh dari para penonton menyertai penampilan Sal Priadi dalam membuka acara pembukaan JAFF edisi ke-18 di area terbuka XXI Empire Yogyakarta. Banyak di antara mereka yang duduk bersila di depan panggung, berbaur dengan aktor dan pembuat film terkemuka seperti Chicco Kurniawan, Lutesha, Daffa Wardhana, dan Arbani Yasiz. Sorotan juga tertuju pada sosok sutradara Ashish Avinash Bende (Autobio-Pamphlet), produser Saville Chan (A Light Never Goes Out), bersama dengan kehadiran menonjol aktor Hui Yuet Sheung dan komposer Chu Wan Pin (In Broad Daylight). Tidak ketinggalan, Christine Hakim hadir untuk menerima penghargaan Honorary Award JAFF 2023 sebagai penghargaan atas kontribusinya selama 50 tahun dalam industri sinema Asia.
Autobio-Pamphlet, film debut sutradara asal India, Ashish Avinash Bende, yang meraih penghargaan Asia Pacific Young Audience Award 2023 menjadi film pembuka JAFF edisi ke-18. “Film saya akan menjadi film pembuka dari festival yang brilian ini, sebuah impian bagi filmmaker pemula.” ucap Ashis Avinash Bende dalam sambutan pendeknya sebelum filmnya ditayangkan. “Saya sangat senang berada di sini, duduk bersandingan dengan seorang tokoh film yang telah berkarier di industri film selama 50 tahun, Ibu Christine Hakim,” tambahnya. Pemutaran dilakukan secara serentak di lima studio Empire XXI Yogyakarta, yang menjadi venue utama festival. Tahun ini, JAFF18 akan menghadirkan 205 film dari 25 negara Asia Pasifik yang akan ditayangkan dalam program kompetisi dan non-kompetisi.
Tahun ini JAFF mengusung tema “Luminescence” yang menggarisbawahi sinema Asia yang belakangan menerima berbagai penghargaan dari sejumlah festival film internasional. Pencapaian ini menjadi pengakuan terhadap karakteristik yang distingtif dari sinema Asia. Lebih dari sekadar permata yang tersembunyi, sinema Asia terus memendarkan karakter dan keindahannya sendiri ke seluruh penjuru dunia. Antusiasme para pencinta film menyambut JAFF dirasakan semakin bersemangat. Kebutuhan para pembuat film dan pencinta film untuk menikmati film di layar lebar, berdialog dan berjejaring secara langsung, sungguh terasa begitu semarak dan bergairah.
Direktur Kebudayaan, Kemendikbudristek RI, Hilmar Farid menyampaikan dalam sambutannya, “Semangat yang saya tangkap dalam festival ini adalah ajakan untuk mengapresiasi setiap karya yang dihadirkan karena kilau internalnya, bukan karena nama besar pembuatnya atau adanya pengakuan yang sudah terlebih dahulu diberikan. Festival dalam konteks ini menjadi ajang untuk memperkaya kita semua melalui pemutaran film, kritik, diskusi, workshop, dan tentunya juga pertemuan informal yang hangat di sela berbagai macam kegiatan.
Selain pemutaran, Jogja-NETPAC Asian Film Festival ke-18 juga mengadakan pameran berjudul Intersection: within the spirit of nature, and where we find ourselves. Pameran kolaborasi ini menampilkan konvergensi seni dan instalasi film dalam sebuah pameran yang menyatukan sinema Asia dengan praktik artistik multimedia dari tujuh perupa asal Indonesia, Thailand, Tiongkok, India, Malaysia, dan Singapura yang terlibat dalam lokakarya intensif di hutan Amazon di bawah bimbingan sutradara ternama, Apichatpong Weerasethakul pada Juni 2022. Melampaui label pameran seni semata, pameran ini merupakan ekspedisi yang melihat kompleksitas alam, spiritualitas, dan penemuan diri. Setiap karya memperlihatkan keterhubungan yang dalam antara manusia dan dunia alam, dengan Amazon sebagai latar belakangnya.
“Luar biasa sekali antusiasme para pencinta film dan khususnya penikmat JAFF tahun ini. Saat kami buka penjualan tiket beberapa waktu lalu, traffic sampai sempat tersendat karena banyaknya antrian. Beberapa penayangan bahkan langsung sold out hanya dalam beberapa jam. Hal ini membuat kami merasa semakin yakin bahwa budaya sinema kita akan terus berkembang dan bertumbuh,” tutur Ifa Isfansyah, Direktur JAFF. JAFF18 akan dilaksanakan secara luring dan daring selama delapan hari berturut-turut terhitung sejak hari ini hingga 2 Desember 2023 dengan Empire XXI yang menjadi lokasi utama selain LPP Yogyakarta, dan KLIKFILM untuk menikmati JAFF18 secara daring. Jadwal program JAFF18 dan cara membeli tiket dapat ditemukan di akun media sosial resmi @jaffjogja dan situs resmi, jaff-filmfest.org. Tiket dapat dibeli melalui situs resmi jaff-filmfest.org dan TIX.ID.
Pelaksanaan JAFF18 tahun ini kembali mendapat dukungan dari Cinema XXI. “Mendukung pelaksanaan Film Festival merupakan salah satu wujud komitmen Cinema XXI untuk memberikan apresiasi kepada para insan perfilman tanah air. Oleh karena itu, kami bangga dapat kembali menjadi mitra strategis dan mendukung penyelenggaraan Jogja-NETPAC Asian Film Festival ke- 18 (JAFF 18). Kami berharap melalui beragam kegiatan yang hadir di JAFF 18, industri perfilman Indonesia akan semakin bertumbuh dan berkembang dengan baik, serta seluruh hasil karyanya pun semakin dinikmati dan dicintai oleh masyarakat Indonesia. Sejak tahun 2011, Empire XXI, Yogyakarta telah menjadi saksi antusiasme para insan perfilman dan pecinta film dalam mengikuti seluruh kegiatan JAFF,” ujar Dewinta Hutagaol, Head of Corporate Communications and Brand Management Cinema XXI.