Organisasi akan terus bergerak mengutamakan roda ekonomi dan memprioritaskan kekuatan manajemen untuk semakin meningkatkan daya saing industri. Kondisi tersebut tidak jarang membuat organisasi kurang memberi perhatian pada keseimbangan antara tuntutan kinerja serta keterbatasan kondisi kesehatan mental karyawannya (Ipsen et al., 2020). Hal ini berpotensi menimbulkan berbagai dampak psikologis bagi karyawan, salah satunya adalah burnout.
Burnout merupakan kondisi psikologis yang ditandai dengan kelelahan emosional, depersonalisasi, dan penurunan pencapaian diri yang sering dialami oleh karyawan, terutama mereka yang bekerja di lingkungan yang penuh tekanan. Menurut penelitian Maslach dan Leiter (2016), burnout dapat terjadi karena ketidakseimbangan antara tuntutan pekerjaan (job demands) dan sumber daya yang tersedia untuk mendukung individu (job resources). Kondisi ini dapat memengaruhi kesejahteraan fisik dan mental karyawan, menurunkan produktivitas, serta meningkatkan risiko turnover di tempat kerja
Dalam konteks dunia kerja modern, berbagai faktor seperti tekanan untuk mencapai target, jam kerja yang panjang, serta kurangnya dukungan sosial di tempat kerja dapat menjadi pemicu utama burnout (Bakker & Demerouti, 2017). Selain itu, terjadinya pandemi COVID-19 juga memperburuk situasi dengan meningkatkan isolasi, mengaburkan batas antara pekerjaan dan kehidupan pribadi, serta menambah tuntutan emosional pada pekerja (Sasangohar et al., 2020).
Namun, burnout bukanlah kondisi yang tidak dapat dicegah. Langkah-langkah strategis seperti peningkatan dukungan sosial, pengelolaan waktu yang efektif, serta penerapan kebijakan fleksibilitas kerja seperti work-from-anywhere (WFA) telah terbukti dapat membantu karyawan mengelola stres dan mencegah burnout (Shanafelt et al., 2019). Selain itu, pengembangan keterampilan coping seperti mindfulness dan self-compassion juga menjadi pendekatan yang semakin banyak digunakan untuk meningkatkan resiliensi individu terhadap tekanan kerja (Neff & Germer, 2013). Melalui podcast ini, akan didiskusikan mengenai cara mengenali dan melindungi diri dari kondisi burnout. Dengan begitu, diharapkan dapat mendorong terciptanya kondisi sehat mental pada pekerja agar senantiasa mampu produktif dan memberikan performa terbaiknya.
Nah untuk lebih memahami apa dan bagaimana untuk mengatasi Burnout, yuk simak Obrolan Sanga Sanga yang dipandu oleh Anindia Ristika berikut :