Malam Sugeng Rawuh Raimuna DIY 2024 Ajak Peserta Dan Generasi Muda Untuk Peduli Terhadap Lingkungan Dan Pelestarian Budaya Melalui Aksi, Edukasi, Dan Pentas Seni

Raimuna
Raimuna

Yogyakarta – Gerakan Pramuka Daerah Istimewa Yogyakarta kembali menunjukkan kepeduliannya terhadap lingkungan dan budaya melalui kegiatan bertajuk Mangkubumi Earth Tribe. Kegiatan ini berfokus pada berbagai aksi nyata yang melibatkan para Pramuka dari berbagai pangkalan untuk mengatasi isu-isu lingkungan.

Rawuh Raimuna

Kegiatan Mangkubumi Earth Tribe yang dihadiri oleh GKR Mangkubumi ini dimulai dengan partisipasi dari beberapa pangkalan, di antaranya:

– Pangkalan SMPN 8 Yogyakarta yang melakukan pembuatan lahan tanaman sebagai upaya penghijauan dan pelestarian lingkungan.

– Pangkalan SMAN 9 Yogyakarta yang fokus pada pengolahan air untuk mendukung kelestarian sumber daya air.

– Lokalogi Pramuka UGM yang terlibat dalam pengelolaan limbah dan service hour untuk mendorong kesadaran lingkungan.

– Saka Kalpataru Sleman yang berfokus pada edukasi dan aksi nyata untuk mengatasi perubahan iklim.

Selain aksi lingkungan, malam sugeng rawuh Raimuna DIY 2024 juga menghadirkan Cheers Mineral Water yang telah mendukung kegiatan memberikan edukasi terkait PH air dan pengaruhnya terhadap kesehatan. Tidak hanya itu, acara ini juga diramaikan oleh penampilan Sendratari Dewi Hariti dari Kalurahan Bokoharjo, yang mengisahkan tentang Dewi Penyanyang, serta talkshow kebudayaan dengan tema “Jejak Budaya: Menggali Warisan Budaya dan Menyongsong Pengakuan Dunia”.

Talkshow tersebut menghadirkan dua narasumber utama:

1. Kak Bimo (KMT Yudawijaya/Bimo Unggul Yudo, S.T), yang menjelaskan tentang makna filosofi Sumbu Filosofi Yogyakarta yang meliputi Panggung Krapyak, Kraton, dan Tugu. Ia menekankan bahwa Sumbu Filosofi bukan hanya sekadar garis imajiner, tetapi memiliki makna mendalam terkait perjalanan hidup yang dirancang oleh Pangeran Mangkubumi.

2. Kak Hendro (Aryanto Hendro Suprantono), dari BPKSF DIY, yang membahas konsep Sangkan Paraning Dumadi, Manunggaling Kawula Gusti, dan Hamemayu Hayuning Bawana, sebagai landasan dalam menjaga harmoni alam dan manusia.

Acara ini juga menghadirkan Motivation Speech oleh Kak Bagas Adhadirga dari Mabida Harian Kwarda DIY, yang memberikan inspirasi tentang kewirausahaan bagi generasi muda. Dengan gaya yang khas, Bagas berhasil membakar semangat para peserta untuk terus berkarya dan meraih mimpi.

Untuk menutup rangkaian kegiatan, diadakan pentas seni (pensi) dari berbagai wilayah di DIY. Pensi Sleman menampilkan kebudayaan tentang Gunung Merapi melalui upacara adat Labuhan Merapi, Pensi Kota Yogyakarta menghadirkan perpaduan tarian, geguritan, dan nyanyian yang bercerita dikemas dalam permainan tradisional yang mengingatkan pada dolanan anak-anak, dan Pensi Kulon Progo menyuguhkan tarian Angguk yang sarat akan nilai tradisi. Kegiatan pentas seni ditutup dengan dangsut lagu Koyo Jogja Istimewa karya Ndarboy Genk.

Melalui berbagai kegiatan Malam Sugeng Rawuh ini, Gerakan Pramuka DIY menunjukkan komitmen mereka dalam menjaga lingkungan dan melestarikan budaya, serta memotivasi generasi muda untuk terus berkontribusi dalam pembangunan yang berkelanjutan.

Latest Article