Ella Nanda Sari Hasibuan (30), selebgram asal Medan, Sumatera Utara dilaporkan meninggal dunia setelah diduga melakukan operasi sedot lemak di sebuah klinik kecantikan di Beji, Depok, Jawa Barat.
Kapolres Metro Depok Kombes Arya Perdana mengatakan berdasar pendalaman sementara, tindakan sedot lemak terhadap korban itu dilakukan oleh dokter berinisial A serta dua orang perawat berinisial K dan T.
Ia menjelaskan berdasarkan keterangan dokter, saat itu korban ingin melakukan operasi sedot lemak di lengan kanan dan kiri. Operasi disebut berhasil dilakukan di salah satu lengan korban.
Korban sempat dilarikan ke rumah sakit, namun akhirnya dinyatakan meninggal dunia.
“Yang satu lengan berhasil yang satu lengan begitu diambil ternyata ada masalah di situ. Pembuluh darahnya pecah sehingga mengakibatkan korban ini harus dirawat intensif dan meninggal dunia pada akhirnya,” kata Arya kepada wartawan, Minggu (28/7).
Sedot lemak alias liposuction juga dikenal dengan sebutan lipoplasty dan body contouring. Prosedur ini bertujuan menghilangkan lemak di area tertentu seperti perut, paha, pinggul, bokong, lengan atau leher.
Selain menghilangkan lemak, liposuction juga membantu membentuk area tersebut.
Yang perlu jadi catatan, sedot lemak bukan salah satu jalan untuk menurunkan berat badan. Orang yang kelebihan berat badan tetap disarankan untuk diet dan olahraga.
Melansir dari Mayo Clinic, sedot lemak membantu menghilangkan lemak yang tidak merespons usaha diet dan olahraga. Area-area ini termasuk:
1. Perut
2. Lengan atas
3. Bokong
4. Betis dan pergelangan kaki
5. Dada dan punggung
6. Pinggul dan paha
7. Dagu dan leher
Risiko Sedot Lemak:
Ada beberapa risiko dari sedot lemak, antara lain:
1. Masalah pada Organ Tubuh
Munculnya berbagai masalah pada organ tubuh dapat terjadi akibat pergeseran dalam tingkat cairan ketika adanya cairan yang disuntik ke dalam, atau dihisap ke luar. Masalah atau gangguan tersebut dapat terjadi pada berbagai organ, seperti jantung, paru-paru, dan ginjal. Jika tidak segera ditangani, kondisi tersebut dapat mengancam keselamatan jiwa pasien.
2. Mati Rasa
Pada sebagian area dimana prosedur sedot lemak dilakukan, kondisi mati rasa dapat terjadi. Meskipun mati rasa ini bersifat sementara, tetapi kondisi ini dapat berlanjut menjadi permanen jika terjadi kerusakan pada saraf. Selain itu, sedot lemak juga dapat menyebabkan iritasi pada saraf secara sementara.
3. Kulit Menjadi Kendur
Salah satu risiko prosedur sedot lemak adalah membuat kulit menjadi kendur. Bahkan, kulit dapat terlihat layu atau bergelombang akibat pembuangan lemak yang tidak merata. Perubahan elastisitas kulit ini dapat bersifat permanen jika tidak ditangani. Selain dari berkurangnya elastisitas kulit, sedot lemak juga dapat menyebabkan kerusakan di bawah kulit. Kerusakan tersebut dapat meninggalkan bekas permanen yang terlihat.
4. Emboli Lemak
Jika emboli lemak terjadi, hal ini harus segera ditangani karena kondisi medis yang bersifat darurat. Emboli lemak berbahaya karena potongan lemak yang kendur dapat terpecah dan terperangkap pada pembuluh darah. Akibatnya, penumpukan bisa terjadi dan lemak menumpuk di berbagai organ seperti paru-paru, bahkan otak.
5. Keracunan Obat Anestesi
Penggunaan obat bius tetap digunakan saat pasien menjalani prosedur atau operasi sedot lemak. Obat bius ini berfungsi sebagai anestesi atau penghilang rasa sakit ketika prosedur sedang berlangsung. Umumnya, obat bius yang digunakan adalah Lidocaine. Sayangnya, lidocaine dapat menyebabkan keracunan bagi sebagian orang dan menyebabkan masalah jantung serta sistem saraf pusat.
BACA JUGA: Gaya Hidup Sehat untuk Menjaga Sistem Peredaran Darah yang Baik
Berikut beberapa bahaya atau risiko sedot lemak yang perlu diketahui melansir dari Healthline.
1. Risiko selama operasi
Luka tusuk atau cedera pada organ lain, komplikasi anestesi, luka bakar akibat, peralatan seperti probe ultrasound, kerusakan saraf, syok, hingga kematian.
2. Risiko setelah operasi
Pembekuan darah di paru, terlalu banyak cairan di paru, pembekuan lemak, infeksi, hematoma (pendarahan di bawah kulit), seroma (kebocoran cairan di bawah kulit), edema (bengkak), nekrosis kulit atau kematian sel kulit, masalah liver dan ginjal hingga kematian.