Budi Pekerti sukses menguasau nominasi Festival Film Indonesia (FFI) 2023. Dalam pengumuman nominasi yang dilakukan pada Sabtu (14/10) sore di Museum Nasional, film besutan Wregas Bhanuteja itu berhasil mencatatkan 17 nominasi dari 22 kategori yang ada.
Film itu membawa nama Dwi Sasono dan Omara Esteghlal ke nominasi untuk Pemeran Pendukung Pria Terbaik. Angga Yunanda sebagai Pemeran Utama pria terbaik, Ine Febrianti sebagai Pemeran Utama Wanita terbaik. Selain itu, film Budi Pekerti ini juga masuk dalam kategori Film Panjang Terbaik.
Pencapaian itu dirayakan para cast dan kru dengan mengunggah foto-foto behind the scene mereka. Selain itu, “borongan” nominasi itu tampaknya akan menarik penonton. Hal tersebut karena Budi Pekerti baru akan ditayangkan pada 2 November mendatang. Bulan lalu, film tersebut telah ditayangkan lebih dulu di Festival Film Internasional Toronto atau TIFF 2023.
Budi Pekerti mendapat pujian pada debut penayangannya. Dalam video reaksi yang diunggah di akun resmi budi pekerti, banyak penonton yang menilai film itu memiliki topik yang relevan dan memilukan. Khususnya terkait dengan interaksi di internet.
Selain Budi Pekerti, Like & Share ikut mencatat belasan nominasi di FFI 2023. Proyek besutan Gina S. Noer itu masuk di total 11 kategori.
Gina menyatakan, nominasi itu ibarat bonus baginya serta cast dan kru film tersebut. ’’Menurut saya, hubungan baik yang tumbuh selama proses filmmaking adalah kemenangan paling sejati para pencerita,’’ ungkapnya.
FFI 2023 juga membuka pintu untuk film genre lainnya. Banyak film diluar genre drama, komedi, atau horor berhasil masuk ke kategori non-teknis. Film aksi-komedi Netflix The Big 4 juga menerima sebelas nominasi di FFI 2023.
Sementara itu, film yang diadaptasi dari novel 24 Jam Bersama Gaspar mendapat sembilan nominasi untuk film tersebut. Sleep Call, film thriller-suspense yang berlatar belakang pinjaman online, menerima tiga nominasi.
Menurut Garin Nugroho, Kabag Penjurian FFI, pihaknya berkomitmen untuk menjalankan acara secara terbuka, berkeadilan, dan profesional dari awal hingga akhir. Penilaiannya pun masih melanjutkan sistem hybrid antara voting dan penjurian tahap akhir. Dia menyatakan, “Harapan kami, festival ini bisa memperkokoh bangunan perfilman Indonesia yang dituntut tumbuh dinamis seiring perkembangan zaman.”