Setelah dua tahun dihantam pandemi, CHERRYPOP 2022 seakan mengembalikan energi positif yang telah hilang. Ribuan anak muda membanjiri area panggung Alpha Bravo, Sewon, Bantul untuk menyambut energi yang ditawarkan.
“Melalui CHERRYPOP, saatnya kita ubah kepanikan-kepanikan itu menjadi sebuah energi positif, dan merayakannya dalam ruang festival yang meriah dan penuh suka cita” terang Project Manager CHERRYPOP Catur Hari Wibowo.
Cherrypop menyajikan beragam keseruan mulai dari pertunjukan musik, pemutaran film dokumenter, record store, hingga art exhibition. festival ini menjadikan Yogyakarta sebagai melting point bagi band-band tanah air yang hadir dari wilayah timur hingga barat mulai dari Silampukau (Surabaya), The Dare (Mataram, Lombok), Teenage Death Star (Bandung), Melancholic Bitch, Skandal, dan Sangkakala (Yogyakarta).
CHERRYPOP dibuka dengan menampilkan empat band pemenang submission ajang pencarian bakat untuk area DIY & Jateng. Empat band tersebut antara lain Tiger Paw (Yogyakarta) Menjelang Pagi (Banjarnegara), Smarantra (Solo) dan Kamar Jiwa (Semarang).
Pada screening film dokumenter, festival ini menayangkan secara premiere lima film dokumenter tentang skena musik di Jogja yang merupakan hasil dari aktivasi Rekam Skena yang difasilitatori oleh Anggun Priambodo dan Alvin Yunata. Tak hanya itu festival ini juga menyajikan solo art exhibition oleh Arsita Pinandita. Selain itu masih ada Pop Up Market, Live Sablonase, dan Record Store yang menjajakan berbagai bentuk rilisan fisik dan merchandise band.
“Dengan hadirnya CHERRYPOP, semoga bisa menjadi alternatif festival musik di Indonesia, khususnya di Jogja, dan bisa menunjukkan perkembangan ekosistem industri kreatif di Jogja” tutup Catur Hari Wibowo.