Yogyakarta – Menjelang setahun sejak kepergian penyair besar Indonesia, Joko Pinurbo–yang akrab disapa Jokpin–tepat sehari sebelum Hari Puisi Nasional pada 27 April 2024. Meski telah tiada, karya-karyanya tetap hidup dan masih setia dibaca, diunggah di media sosial, dibicarakan di berbagai forum sastra, dan menjadi bahan perenungan di banyak ruang kreatif.
Sebagai bentuk penghormatan atas warisan sastra yang ditinggalkan, Gramedia Pustaka Utama (GPU), Grasindo, dan Gramedia Sudirman Yogyakarta akan menggelar acara bertajuk “Perjamuan Setahun Jokpin: Yang Terbuat dari Rindu, Pulang, dan Angkringan” pada Minggu, 27 April 2025 mendatang di Gramedia Sudirman Yogyakarta, mulai dari pukul 18.00 hingga selesai. Acara ini terbuka untuk umum dan akan menghadirkan keluarga mendiang Jokpin, termasuk sang istri, perwakilan dari Gramedia, Forum Aktor Yogya, komunitas, serta sejumlah seniman yang turut merayakan semangat dan karya-karya Jokpin.
Dirancang sebagai ruang pertemuan antara karya, pembaca, dan kenangan, rangkaian acara “Perjamuan Setahun Jokpin” akan menghadirkan berbagai segmen spesial. Di antaranya adalah pertunjukan dari Forum Aktor Yogya serta pembacaan puisi oleh sejumlah seniman yang selama ini mengagumi dan terinspirasi oleh karya-karya Jokpin.
Puncak dari rangkaian acara ini adalah akan ada peresmian patung Joko Pinurbo, karya seniman Dunadi, yang menjadi bentuk penghormatan atas dedikasi dan peran besar Jokpin dalam menghidupkan puisi di tengah masyarakat. Patung ini tak hanya menjadi simbol kenangan, tetapi juga diharapkan menjadi pengingat akan semangat khas Jokpin yang tenang, jenaka, sekaligus tajam dalam menangkap dan menyuarakan realitas kehidupan.
Acara ini akan semakin istimewa yang tidak boleh dilewatkan, karena akan menghadirkan peluncuran kembali buku puisi legendaris “Celana” karya Joko Pinurbo dalam edisi sampul spesial yang unik. Selain itu, pengunjung Gramedia Sudirman Yogyakarta juga dapat menikmati diskon 20% untuk pembelian delapan judul buku karya Jokpin selama periode 27 April hingga 27 Mei 2025. Setiap pembelian juga akan dihadiahi pembatas buku (bookmark) edisi terbatas yang eksklusif.
“Perjamuan Setahun Jokpin” bukan sekadar acara mengenang, melainkan juga ajakan untuk terus menghidupi puisi—sebagaimana Jokpin telah menghidupi kata demi kata dalam karya-karyanya. Faktanya, puisi-puisi Jokpin tentang kopi, Jogja, bahasa Indonesia, buku, dan bahkan asu, telah menjadi bagian dari keseharian banyak orang.
Larik seperti “Jogja terbuat dari rindu, pulang, dan angkringan” tak hanya dihafal, tapi dirasakan dengan hati. Permainan kata yang satiris, spiritualitas yang humoris, serta keresahan terhadap ketimpangan sosial—semua ini menjadikan puisi-puisi Jokpin terus relevan, dekat, dan hidup sampai hari ini